polemik susu formula

Polemik Susu Formula
Jutaan ibu di Indonesia sampai hari ini masih dihantui rasa takut dengan susu yang mengandung bakteri berbahaya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih kembali menegaskan pihaknya tidak bisa mengumumkan nama susu berbahaya karena tidak memiliki datanya.
Penelitian independen tentang kandungan bakteri dalam susu bubuk formula yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) berbuntut panjang, Masyarakat masih resah karena belum ada keterangan jelas tentang merek susu yang tercemar Enterobacter Zakazakii.Tapi kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, bakteri sejenis itu memang dapat dijumpai di mana-mana, baik di makanan, lingkungan, bahkan di usus manusia normal. Bakteri itu ada yang berbahaya dan ada yang tidak, bakteri yang berbahaya bisa menyerang bayi yang usianya kurang dari 28 hari, bayi prematur, dan yang beratnya tubuhnya kurang. Akibatnya bisa menderita diare ataupun meningitis.
Bakteri Enterobacter sakazakii merupakan bakteri anaerob fakultatif berbentuk kokoid, dan tidak bisa membentuk spora. Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia sehingga disinyalir bahwa tanah, air, sayuran, tikus dan lalat merupakan sumber infeksi. Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran, dan susu bubuk.
Badan POM menganjurkan agar tehindar dari bakteri, larutkan susu bubuk formula menggunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan selama 10-15 menit agar suhunya turun dan menjadi tidak kurang dari 70 derajat celcius. Siapkan susu yang dapat dihabiskan bayi sesuai takaran. Kemudian, sisa susu yang sudah larut harus dibuang setelah dua jam. Enterobacter Zakazakii memiliki kemampuan bertahan pada produk kering, namun mudah mati jika terkena panas pada suhu 70 derajat celcius dalam 15 detik dan bisa ditemukan pada tanah, udara, lalat, dan tikus. Pemakaian susu bubuk formula bukanlah suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi kuman yang dapat menyebabkan penyakit
Kasus yang sudah sejak tiga tahun yang lalu ini tidak kunjung menemukan titik terang karena ketiga lembaga yakni IPB, BPOM dan Kementerian Kesehatan yang diputus Mahkamah Agung untuk mengumumkan merek susu yang berbakteri tidak kunjung melaksanakan keputusan lembaga hukum tertinggi di Indonesia tersebut. Penelitian pengawasan adalah murni kewenangan dari BPOM bukan IPB. Saling lempar mengenai siapa yang harus mengumumkan merek susu formula yang berbakteri tampaknya terus terjadi. Hal yang sama juga terjadi pada Kementrian Kesehatan dan BPOM yang berdalih tidak bisa memaksa IPB untuk mengumumkan merek susu tersebut karena alasan independensi. Institut Pertanian Bogor menyatakan alasan dibalik penolakan untuk mengumumkan merek susu formula yang tercemar Enterobacter Sakazakii karena bukan kewenangannya, selain itu penelitian dengan menggunakan sampel susu yang tercemar bakteri itu bukan untuk penelitian pengawasan.


Sumber:
http://grosirbatiksolo.wordpress.com/2011/02/11/polemik-bakteri-sakazakii-dalam-susu-formula/
http://www.metrotainment.net/2011/5720/polemik-merek-susu-formula-yang-mengandung-enterobacter-sakazakii/

Tanggal:
18 Februari 2011

tulisan 1

0 komentar:

Posting Komentar