artikel

Jaipong sebuah tarian khas Sunda ( Jawa Barat ) Berhubung saya orang sunda saya sanagt tertarik sama tarian tersebut pernah sihh belajar sedikit -sedikit waktu sd,,, Jaipongan adalah sebuah genre seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung yaitu Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian tersebut cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan. Sebagai tarian pergaulan tari Jaipong berhasil dikembangkan oleh Seniman Sunda menjadi tarian yang memasyarakat dan sangat digemari oleh masyarakat Jawa Barat (khususnya) bahkan populer sampai di luar Jawa Barat. Jaipongan sesungguhnya tak hanya akan mengingatkan orang pada sejenis tari tradisi Sunda yang atraktif dengan gerak yang dinamis. Tangan, bahu, dan pinggul selalu menjadi bagian dominan dalam pola gerak yang lincah diiringi oleh pukulan kendang terutama pada penari perempuan seluruhnya itu selalu dibarengi dengan senyum manis dan kerlingan mata. Inilah sejenis tarian pergaulan dalam tradisi tari Sunda yang muncul pada akhir tahun 1970-an yang sampai hari ini popularitasnya masih hidup di tengah masyarakat. Sebelum bentuk seni pertunjukan ini muncul ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran. Ronggeng dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara tetapi untuk hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran misalnya pada tari Ketuk Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda diperkirakan kesenian ini populer sekitar tahun 1916. Sebagai seni pertunjukan rakyat kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur sederhana seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter, tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak memiliki pola gerak yang baku dan kostum penari yang sederhana sebagai cerminan kerakyatan. Tarian ini menjadi satu aset budaya orang Sunda yang penting. Tari jaipong juga menunjukkan semangat dan gerak hidup yang selaras dan seimbang yang menjadi nafas kehidupan urang Sunda. Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerak dari tari yang dinamis Ciri khas Jaipongan gaya kaleran yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung dan ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka) misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran terutama di daerah Subang. Selain iyu juga penyajian Jaipongan gayanya juga seperti Tatalu, kembang Gadung, Buah Kawung Gopar, Tari Pembukaan (Ibing Pola) biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden. Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih)dan tabuhan kendang membawa mereka untuk menggerakan tubuhnya untuk menari sehingga tari jaipongan sebagai salah satu identitas kesenian Jawa Barat yang ada setiap tampil pada acara- acara khusus dan besar samapai kenegaraan. Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan dan dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran"(utara). Tata busana tari Jaipongan untuk kreasi baru biasanya berbeda dengan busana ketuk tilu untuk yang kreasi biasanya lebih glamor dengan tetap memakai pola tradisional seperti sinjang / celana panjang , kebaya / apok yang busananya lebih banyak ornamen sehingga terlihat megah tetapi lebih bebas bergerak . Seiring dengan perkembangan jaman dan tarian tersebut tari Jaipongan banyak ditampilkan pada arena terbuka secara kolosal dan juga tampil di Hotel berbintang serta dalam rangka penyambutan tamu- tamu asing dari berbagai belahan dunia. Alat Musik Yang Mengiringi Tari Jaipong juga banyak sekali macamnya contohnya Kendang,Saron I & II, Bonang, Rincik, Demung, Rebab, Kecrek, dan Gong. Selain itu juga banyak gerakan – gerakan Didalam Tari Jaipong, beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat. Daya tarik tarian tersebut bagi kaum muda selain gerakan yang dinamis dan tabuhan kendang membawa mereka ikut menggerakan tubuhnya untuk menari Jaipongan . Tarian yang memikat ini merupakan salah satu identitas kesenian Jawa Barat yang sering tampil pada acara- acara khusus dan besar sampai kenegaraan. Pengaruh tarian Jaipongan merambah sampai Jawa Tengan dan Jawa Timur , Bali bahkan Sumatra yang dikembangkan para senimandari luar Jawa Barat.

cerita pendek

Sahabat ohh sahabat Reina adalah seorang gadis mungil berjilbab yang tingggal disebuah keluarga yang sederhana, reuna anak kedua dari dua bersaudara bisa dibilang anak bungsu sihh,, Dya mempunyai seorang kk peremupan bernama tery tapi saying sejak dibangku SMA tery sudah jauh dari kelurga tery lebih memilih sekolah diluar kota dan ngekost disana sampai bangku kuliah,,,, Suatu hari ketika saya sedang asik tiduran dikamar tiba-tiba ibunya memanggil “ de,, ada ayya tuch didepan”,, “iya bu berteriak sambil tiduran santai ditempat tidur,, suruh keatas ajah,,ayya pun naik keatas dan masuk kekamarnya,,, Ayya adalah sahabatku sejak SMP tetapi sayang mereka berbeda sekolah saat SMA tetapi mereka masih berteman baik,,, setelah membuka pintu ayya pun ikut berbaring disampingku sambil berkata” hufh capek banged gue dijalan panas bener”,, “jiaelah lo gtu ajah udh capek timbang kerumah w” kata ku sambil tiduran santai “bephh w mo cerita nech” sapa ayya,, kami satu sama lai selalu memnaggil beph sebagai sapaan “ kenapa sihh beph” jawab ku “w punya co loch”, kata ayya “hah bener lo?? Kok gak pernah cerita sihh” kata ku kaget sambil ketawa-ketwa dan langsung nyerocos nanya,, berasa jadi polisi yg lagi introgasi penjahatnya,, akupun bengong mendengarkan curhatan ayya dari awal sampe akhir dan ternyata pacarnya pun bernama nasta masih satu angkatan tapi beda sekolahan,,, “bephh nyari makan youk” ajak ayya,, “ boleh dech,, kebetulan w juga blm makan” jawabku,, aku dan ayya pun mencari makan disebuat tenda pinggir jalan tidak jauh dari rumahku,,,setelah makan ayya pun mengantarkan aku kerumah dan dya pamit keibu,,, Beberapa hari kemudian disaat aku sedang menegrjakan pekerjaan rumah biasa gosok sudah tugasku,, tiba – tiba hp bersering sepontan aku kaget dan lagsung membuka isi pesannya,, eh ternyata siayya smz ”beph w kenali u kenesta ya, masa rumah nesta ternyata dekat rumah lo”,, aku pun berhenti sebentar dari pekerjaanku dan membalas smz ayya “ serius u beph?? Rumahnya deket rumah w???” ayya membalsanya “ iyah beph w kasih no u kedya, sambil mengakhiri percakapan lewat smz dya bilang nant malam w kerumah u beph nesta ngajak ketemu”,,, akupun lagsg membalsanya “ yaudh kerumah w,, dasar u beph ngapain lagi pake ngasih no w segala,, sampe ketemu nanti malem,,, Bebrapa menit kemudian hp ku pun berdering lagi ternyata nesta pacarnya ayya smz aku,, setelah panjang lebar smzan,, akupun lanjut meneruskan pekerjaan rumahkan, dan selese juga,,, Aku sedang asikk nonton tv diruang depan tiba2 ada motor berhneti didepan pikr ku dan terucap dalam hati pasti ayya ehh ternyata benar dya sudah didepan pintu ajah,, beph youk anterin w dulu nyari baju,, aku pun beranjak ganti baju dan lagsung pamit keibu sambil terburu2 “ buu,, aq pergi ngater ayya dulu ya”.. ibu pun menjawab berteriak dari dalam kamar” iya de jan pulang malem2” Sepulang nemenin ayya shoping kami pun bertemu nesta depan mesjid rumah ku,,, ayya pun menyapa nesta” yank sini”,, “iyah bentar yank” ssapa nesta,, aku pun berkenalan dan kami berteman baik,,, Tetapi beberapa bulan kemudian nesta dan ayya pun putus karena nesta sudah tidak ada kecocokan lagi entah apa yg menyebabkan hubungan mereka menjadi seperti itu,,, ayya seharian dikamar ku sambil menangis terseguk2 dan bercerita” beph sakit rasanya patah hati,” akupun menanggapi curhatan ayya dengan penuh sabar dan aku berusaha menasehatinya,, aku berusaha menghibur sahabatku itu sampai pada akhirnya ayya bisa melupakan nesta,, tetapi aku mash berteman baik sama nesta,,,

puisi

ibu.... kau adalah inspirasiku kau adalah penyemangatku kau adalah kekuatanku kau adalah harta berhargaku ibu.... tiada lelah kau mendidiku tiada capek kau merawatku tiada jenuh kau mengingatkanku tiada lelah kau menyemangatiku ibu.... jasamu sungguh berarti jasamu jasa tanpa pamrih siang malam kau doakan aku kasih sayangmu sungguh berlimpah

AKU

Aku Dan Pengalamanku Disebuah desa yang tidak begitu besar yaitu Majalengka ada sebuah keluarga yang sedang menanti kelahiran anak ke-2nya dirumah mungil bercat orange lengkap dengan pekarangan yang penuh dengan bunga-bunga dengan penantian yang lama akhirnya lahirlah bayi perempuan mungil cantik dan lucu dengan berat 3 kg putri dari Bapak Rahmat dan Ibu munir tepatnya hari jumat tanggal 17 Mei 1991 pada jam 18.00 bertepat didesa Sukawangi, Kecamatan lemah sugih Majalengka dengan bersuara “oa,,,,oa,,,oa,,,” Keesokan harinya sekitar jam 5 subuh ada yang mengetok pintu rumah “tok,,,tok,,,tok” dan memberi salam “Asalamuallaikum” lalu ayah sajah tersentak lalu beranjak bangun dan membukakan pintu dengan menjawab salamnya “ Waalaikumsallam” ternyata saudara dari ayah saya yang bernama wa Manta datang dengan muka yang kelihatan terburu-buru dan nafas yang tersenggak-senggak yang begitu capek maklum usianya sudah tidak muda lagi, semua keluarga saya pun begitu keheranan melihatnya dan Wa Manta mengatakan pada Ibu saya “ Nak anak mu belum dikasih nama kan?” Ibu saya pun terheran-heran lagi kenapa Wa Manta menanyakan seperti itu lalu Ibu saya pun menjawab “ Belum Wa memang kenapa bertanya seperti itu?” Kemudian Wa Manta pun menjelaskan maksud kedatangannya kerumah dengan terburu-buru ternyata Wa Manta datang hanya untuk menyampaikan amanat kakek dari ayah saya yang sudah meninggal sejak ayah masih kecil bahwa kakek saya datang kedalam mimpi Wa Manta supaya saya diberi nama IIS FARIDA. Akhirnya saya pun diberi nama IIS FARIDA putri kedua dari Bapak Rahmat dan Ibu Munir, saya mempunyai satu kakak perempuan yang bernama Tati Elawati Umur saya dan kakak saya berbeda 6 tahun kakak saya lahir 16 November 1985. Nama Iis Farida yang diberikan kakek saya yang sudah meninggal memang cukup aneh karena datang kedalam mimpi Wa Manta hanya untuk memberikan nama tersebut tetapi memang kenyataannya begitu namanya sebuah amanat harus disampaikan dan alhasil saya pun mempunyai nama Iis Farida berasal dari sebuah mimpi lucu sih. Saya tumbuh menjadi anak yang lucu dengan kulit putih rambut pirang dengan hanya beberapa helai saja dan saya lahir dari keluarga yang sederhana sejak kecil saya dilahirkan dengan penuh kasih sayang , perbedaan umur saya dengan kakak saya yang begitu lumayan jauh membuat dya begitu sayang sama saya maklum kami kan hanya dua bersaudara tetapi dari kecil dya selalu tinggal bersama nenek dan kakek karena ibu ikut kejakarta bersama ayah untuk bekerja disana, tetapi sejak kecil saya selalu ikut ibu keJakarta sedangkan dya tidak karena dya harus bersekolah. Setelah saya berumur 7 tahun dan akan masuk sekolah SD kemudian saya dan ibu pulang karena saya akan bersekolah, awalnya saya berkeinginin sekolah diJakarta tetapi tidak jadi karena ibu harus mengurus kakak yang akan masuk MTS dan pada akhirnya saya pun bersekolah diMajalengka tetapi pada saat saya naik kekelas 4 dan kakak saya pun meneruskan sekolah SMA nya kebandung sekaligus pesantren, Ibu pun mulai ikut kejakarta lagi mengikuti ayah bekerja dan saya tinggal bersama nenek dan kakek mereka sangat sayang sekali pada saya dan kakak, meski ibu dan ayah tinggal dijakarta tetpi mereka sering pulang untuk menengk kami. Setelah bersekolah diBandung kakak pulang hanya setiap libur sekolah saja tetapi ketika kakak kelas dua tiba-tiba dya sakit panas dan minta dijemput untuk pulang ayah pun segera menjemputnya tetapi setelah dibawa pulang sakitnya pun makin jadi dan bertambah parah dya izin tidak bersekolah terlebih dahulu, kakak selalu bolak balik rumah sakit dan suatu ketika sakitnya semakin parah hampir sekitar 3 bulan ayah dan ibu pun sudah pasrah kami pun sekeluarga tidak tau lagi harus bagai mana kami hanya bisa berdoa dan berusaha supaya sakitnya bisa sembuh dan pada akhirnya Allh berkehendak lain kakak pun sembuh dari sakitnya kami hanya bisa bersyukur akhirnya kakak sembuh sakit dengan waktu yang lumayan lama, itu merupakan pengalaman pertama yang sangat buruk yang saya alami ketika saya baru kelas 4 Sd. Masa-masa sd adalah masa-masa yang sangat lucu karena banyak ulah anak-anak kecil yang membuat para orang tua gemas, banyak sekali teman-teman disekeliling saya mulai dari teman sekolah, mengaji dan teman rumah tetapi ada salah satu teman lelaki saya namanaya Piping disekolah dan satu kelas pula kerjaannya mengejek orang setiap bertemu kami selalu bertengkar seperti kucing dan tikus tetapi pada saat kami lulus SD dan lama tidak bertemu kami pun bertemu pada suatu acara dya malah menyukai saya aneh tapi lucu juga kalau diingat-ingat lagi selain teman yang jail saya pun mempunyai sahabat yang kemana-mana selalu berdua namanya Erna. Sepulang sekolah jam 12 kami pun selalu pergi mengaji selain itu juga saya mempunyai sahabat ditempat mengaji yaitu Enur, Winda, Erna, dan Lilis yang melainkan sepupu saya sendiri. Kami selalu bermain dan mereka sangat sayang pada saya begitu juga sebaliknya saya, banyak pengalaman berkesan dan lucu yang kami lewati bersama apalagi kami selalu bercerita mengenai cita-cita masing-masing namanya juga anak kecil yang bercita-cita setinggi langit saya pun dari kecil bercita-cita menjadi dokter dan sahabat-sahabat saya yang lain ada yang berkeinginan menjadi Guru dan Polwan. Pada masa-masa Sd setiap kenaikan kelas sekolah selalu mengadakan pentas seni saya dan teman-teman pun selalu ikut berpartisipasi menari-nari diatas panggung bersama, sampai akhirnya saya kelas 6 saya mengikuti Ujian dengan tertib dan Alhamdulilah Lulus dengan Nilai yang memuaskan setelah kelulusan saya dan teman – teman mengadakan perpisahan dengan mengunjungi sebuah taman wisata dilinggar jati tetapi selain berwisata saya dan teman-teman mengunjungi musium yang ada dilinggar jati dan melihat tempat terjadinya konfersi meja bundar dilinggar jati selain berjalan-jalan saya dan teman-teman mendapatkan wawasan mengenai sejarah-sejarah itu adalah pengalaman yang sangat seru dan berkesan. Setelah lulus saya berkeinginan sekolah diJakarta kedua orang tua saya pun mengizinkannya, tinggal bersama kedua orang tua saya disebuah rumah yang sederhana bertempat di Jl. Pedati Selatan Rt 03 Rw o6 Cijantung Jakarta Tmur, kakak saya pun lulus SMA dan meneruskan kuliah diBandung mungkin karena sudah terbiasa disana dan menjadi mandiri sehingga dya berkeinginan untuk Kuliah disana, dya diterima diUIN Bandung Mengambil Jurusan Atarbiyah S1 dan saya Masuk Sekolah MTS Negeri 18 Jakarta sebuah sekolah Islam yang berada dilingkungan Komplek Kopasus Cijantung Pertama kali melihat sekolahnya sangatlah asing namanya juga baru pertama kali dan belum terbiasa dengan lingkungan dijakarta tetapin untungnya saya ditemani teman rumah saya kebetulan dya juga ikut bersekolah disana namanya Nana, setelah mendaftar dan Tes saya pun lulus kemudian saya mengikuti MOS ( Masa Orientasi Siswa) selama 3 hari, dengan waktu 3 hari saya pun bisa lebih mengenal lingkungan dan Guru-guru disekolah selain itu juga saya banyak mengenal teman-teman baru, kami pun dikerjain abis-abisan oleh kakak kelas karena MOS merupakan masa-masa pengenalan ya resikonya harus mau dikerjain, tetapi dengan begitu saya bisa mengenal sebagian kakak kelas dan hari terakhir MOS pun tiba saya dan teman-teman berkumpul dilapangan untuk upacara dan sekaligus mengumumkan Penghargaan Raja dan Ratu Mos pada saat disebutkan nama Ratu dan Raja Mos tiba-tiba nama saya tersebut saya pun kaget keheranan kenapa nama saya yang disebut saya pun diminta maju kedepan ketengah-tengah teman-teman banyak dan penghargaan pun diberikan dengan sebuah kalung yang aneh kalung yang terbuat dari bumbu-bumbu untuk membuat sambal ada bawang putih, bawang merah bahkan terasi huh baunya buakn main tetapi itu bener-bener pengalamana yang sangat unik, lucu,seru dan sangat berkesan yang tidak bisa saya lupakan. Hari pertama sekolah pun tiba saya bersekolah dengan lingkungan baru dan teman baru pula tetapi saya orangnya tidak bisa hanya diam apabila dilingkungan baru saya pun banyak berkenalan dengan teman-teman baru dan banyak menemukan berbagai macam karakter sifat teman-teman, saya memang selalu gampang dalam bersosialisasi dengan lingkungan baru sehingga saya mempunyai beberapa teman dekat bisa dibilang sahabat namanaya ai, ikha dan nuranih sampai sekarang pun kami sering bertemu, kami mempunyai panggilan-panggilan tersendiri saya pun dipanggil ade mungkin karena saya paling kecil dan manja. Proses belajar pun berjalan saya banyak menemukan teman-teman yang pintar, dengan keterbatasan saya yang hanya bersekolah dikampung saya akui Pendidikan disini lebih bagus dari pada disina sehingga saya memang benar-benar harus belajar giat sehingga saya bisa mengejar ketertinggaln pelajaran yang saya tidak dapatkan disan, alhamdulilah dari kelaz satu samapi kelas 3 saya mendapatkan rengking 10 besar bahkan 5 besar, usaha saya tidak sia-sia karena saya selalu berfikir segala sesuatu apabila dikerjakan dengan niat pasti bisa, saya memang dari kecil paling tidak suka Lelet dan saya orangnya selalu tepat waktu dan tidak suka apabila membuat janji selalu datang tidak tepat waktu, karena saya selalu menanamkan pada diri saya menjadi orang yang disiplin itulah Prinsip saya dari kecil dan saya selalu menyemangati diri saya sendiri dengan kata-kata “Orang lain bisa kenapa saya tidak bisa” sehingga saya selalu berusaha membuat diri menjadi orang yang bekerja keras dan bertanggung jawab. Menurut saya masa-masa mts masa-masa yang menyenagkan karena saya baru pertama kali mengenal cinta monyet kalau diingat-ingat lucu tetapi saya pacaran bukan hanya pacaran karena saya pacaran tidak mau mencampur adukan dengan pelajaran sehingga meski pacaran nilai-nilai saya pun tidak turun malah saya berusaha untuk meningkatkannya kelas 3 pun akan segera usai dan saya pun lulus dengan nilai yang memuaskan. Saya sangat bingung harus bersekolah diSMA atau diSMK orang tua saya menginginkan saya sekolah diSMA tetapi saya berkeinginan DiSMK dengan pertimbangan yang banyak akhirnya saya bersekolah diSMK karena saya dulu berfikir namanya pekerjaan orang tua kan tidak tentu saya takut nantinya apabila saya masuk SMA dan harus kuliah biayanya tidak mencukupi saya pun memilih SMK karena SMK kan sekolah yang dipersiapkn untuk bekerja dan dulu saya berfikir ingin langsung bekerja sehingga membiayai kuliah sendiri apabila sudah bekerja dan tidak menyusahkan orang tua. Setelah mencari-cari sekolah SMK saya diterima diSMK 51, pertama kali datang kesana bener-bener asing dan saya sendirian karena teman-teman saya sekolahnya tidak sama dengan saya. Awal pertama masuk seperti biasa mengikuti MOS selama satu minggu dan saya pun bersekolah disana proses belajar mengajar pun berlangsung samapi akhirnya saya naik kekelas dua hari-hari yang dinantikan datang juga yaitu PKL ( Praktek Kerja Lapangan) diSMK memang setiap siswa siswinya diharus kan mengikuti PKL selama 3 bulan tetapi lamanya PKL tergantung sekolahnya maisng-masing, pembimbing saya pun membagikan kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang saya satu kelompok dengan Zahra, Pipit, Herlina dan Julia, kebetulan Zahra merupakan teman terdekat saya, kami mencari tempat PKL kesana kemari kedaerah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur akhirnya saya mendapatkan tempat PKL di Kwarnas Gambir, Jamsostek Salemba dan Tiki Rawamangun, mencari tempat PKL merupakan pengalaman yang paling baik dan menyenangkan karena saya bisa merasakan bagai mana susahnya mencari pekerjaan dan bagai mana capeknya bekerja tetapi dengan begitu saya banyak mendapatkan ilmu dari tempat-tempat PKL, saya dan teman-teman pun selesai PKL selama tiga bulan dan Alhamdulilahnya dari setipa tempat kami mendapatkan Upah atas pekerjaan yang kami lakukan meski tidak seberapa tetapi itu benar-benar membuat saya senang dan bangga karena saya bisa membeliakn sesuatu untuk kedua orang tua saya dari jeri payah saya sendiri dan merasakan bagai mana rasanya bekerja dan bekerja keras sehingga membuahkan hasil. Saya pun naik kekelaz tiga dan tiba lah saat-saat yang menegangkan untuk kesekian kalinya yaitu Ujian, akhirnya saya pun Lulus dengan nilai yang memuaskan. Setelah lulus saya dianjurkan untuk kuliah oleh kedua orang tua saya, saya pun mengikuti sarannya dan saya mencoba daftrar dan tes di UI, UNJ dan STAN tetapi satu pun tidak ada yang Lolos saya pun sangat kecewa tetapi saya selalu berfikir mungkin disana bukan tempat saya untuk meneruskan sekolah dan saya pun daftar digunadarma atas usulan teman terdekat saya dirumah yaitu Febri yang kebetulan dya juga kuliah disana selain itu juga saya melihat Gunadarma Universitas yang tidak kalah bagusnya dari Universitas-universitas lainnya samapi akhirnya saya diterima kuliah diGunadarma dan mendapatkan teman yang baru dengan berbagai macam karakter mungkin ini tempat terbaik unutk saya meneruskan pendidikan, padahal saya bercita-cita menjadi dokter tetapi saya malah kuliah diGunadarma dengan jurusan Ekonomi Akuntansi S1 dan sekarang saya sudah mencapai semester 4 selama masa-masa kuliah sangat menyenagkan apalagi saya mempunyai seorang pacar yang selalu mendukung dan menyemangati dya namanya Eka Bahtiar tetapi sering dipanggil Ipank kami berhubungan sudah menginjak 2 tahun waktu yang lumayan cukup lama untuk suatu hubungan tetapi kami menjalaninya dengan kesederhanaan dan apa adanya. Belum lama ini saya mendapatkan pengalaman yang sangat buruk untuk kedua kalinya setelah kejadiaan kakak saya, Om saya yang memang sangat dekat dengan saya meninggal tanggal 10 februari 2011 awalnya dya hanya sakit biasa katanya maag dan tipus tetapi lama kelamaan sakitnya bertambah parah dya pun dibawa keRS di ruang ICU ternyata dya mengidap penyakit LIPER sampai akhirnya dya tidak tertolong itu benar-benar pelajaran yang sangat beharga untuk saya supaya tidak menggampangkan penyakit sekecil pun karena akhirnya bisa sangat fatal sekali dan sampai sekarang pun saya masih ada rasa trauma karena saya kehilangan orang terdekat yang saya sayangi. Selesai,,,,,!!!

cerpen

“ I LOVE YOU, BEBI…” Wow, besok adalah hari penentuan masa depanku! Tentu, aku pasti lulus...Aku kan sudah berusaha keras, dan berdo’a siang malam. Hmm, sore ini 3 orang sahabatku akan menginap di rumahku. Kami akan melewati detik-detik yang menegangkan bersama-sama. Ting tong! Bel rumahku berbunyi, aku sedang di kamar mandi. Tak lama kemudian… “Non Bebi, ada Non Dinar sama Non Maya!” teriak mbok Lasmi. “Iya mbok, suruh mereka masuk kamarku aja!” kataku ”OK Beb, ga loe suruh juga kita udah masuk kamar loe!” kata Dinar yang sepertinya ada didepan kamar mandiku, dia cekikikan. ”Din, loe ga bareng Riris?” tanyaku dari dalam kamar mandi. “Ga’ tuh, katanya dia mau ke rumah loe tadi siang. Belom nyampe tuh anak?” jawab Dinar “Loh, belom koq. Gw sms juga ga’ dibales.Kemana si Riris?” tanyaku bingung sambil keluar dari kamar mandi. “Ya udah, coba gw telpon” Maya mengambil HP dari tasnya dan menelpon. “Yah, koq mailbox!” tiba-tiba Maya berteriak kesal. Lalu, ting tong! Bel rumahku berbunyi lagi.. Sambil menanti siapa yang datang aku buru-buru pakai baju. ”Bebbiii....!!” Riris masuk kamarku sambil teriak-teriak histeris. Saking kencang teriakannya, sisir ditanganku sampai jatuh, aku juga lihat Dinar yang lagi ngaca sampai lompat dan menabrak kasur. ”Riris, abis makan TOA loe?” bentak Maya yang kelihatan masih kesal karna HP-nya Riris mailbox. ”Maaf ya Jeng, HP gw lowbat, pas loe telpon langsung mati.Ampuun deh gw..macet tau gak?!...” belum selesai Riris ngomel-ngomel azan Maghrib berkumandang. ”Hah, udah maghrib? Gw dari rumah jam 3 lho..!” keluh Riris sambil menjatuhkan diri di kasur. Maya yang ada disebelahnya menyambar handuk di tepi kasur dan menjejalkannya ke wajah Riris, spontan Riris kelabakan dan berusaha teriak-teriak. Sudah kuduga, malam ini aku ga’ bisa tidur. Pasti bukan aku aja, semua siswa yang lagi menunggu pengumuman kelulusan pasti ga’ akan bisa tidur. Itu normal..kata guruku, kalau yang bisa tidur nyenyak sih itu ga’ normal! Di kamarku, kami trus mengobrol sambil internetan. ”Eh, buka FB gw donk! Ada yang kirim wall ga ya??” Maya bersemangat. ”Ada tuh..Ian!” seru Dinar “Ih, ngapain tuh orang! Gw bukan mengharapkan dia koq..” Maya kesal ”Ga’ boleh gitu May, dia kan temen loe juga!” kataku sok bijak. Sebenarnya aku juga kesal banget sama si Ian! Dasar gayanya kaya Ian Kasela, padahal kan Ian keselek. Rese’ tuh si Ian...selalu ngerjain aku. Mulai dari sms ga’ jelas, ngirimin bunga banyak banget ke rumahku, terus pernah juga nelpon aku, nyuruh aku ke sekolah...katanya penting banget, eh..nyampe di sekolah aku cuma disuruh nonton dia main sepak bola! Arrrggghhh..rese’.... ”Wah, Bebi..jangan-jangan ’ada main’ ni sama Ian?” kata Dinar membuyarkan lamunanku. ”Iih, enak aja! Anak iseng kaya gitu...” kataku kesal Dinar, Maya, dan Riris habis-habisan mentertawai aku, apalagi waktu mereka membuka facebook aku, ada Ian ngirim wall… Ian Kaselo. Hii, Bebi-ku...thx y ud confirm FB gw. Oia, sori hari ini gw ga’ sms u, pls gw abiss…hehe. Bls ya.. “Nah, bebi ketauan! Suka SMS-an sama Ian ya??” tuduh Riris dengan wajah menyebalkan. “Apaan sih loe! Dia aja tuh yang kegatelan…gw ga’ pernah tanggepin koq!” kataku, sebenarnya berbohong. Aku terpaksa sok marah-marah sama sahabatku itu. ”Mau dibales ga Beb?” Riris masih terus meledek sambil mesem-mesem. “Ga’ usah! Hapus aja...” aku turun dari kasur, dan pura-pura mengambil novel dari dalam laci meja belajarku. Aku duduk di kursi, mengalihkan perhatianku dari mereka yang masih terus tertawa-tawa membahas Ian. Mereka ga’ tau, aku memang sering SMS-an sama Ian, kadang-kadang curhat atau cuma saling meledek. Awalnya aku ga’ begitu merespon, tapi ternyata Ian baik dan lumayan asyik diajak becanda, mereka aja yang ga’ pernah memberi kesempatan untuk lebih kenal sama Ian. Riris yang paling bermusuhan sama Ian, dari awal kelas 3 ga’ pernah akur. Itulah sebabnya aku ga’ pernah cerita sama mereka tentang Ian. Sekarang sudah jam 11 malam, tapi aku masih ga’ bisa tidur. Padahal mataku udah perih banget rasanya. Dinar dan Maya masih internetan, akupun berkali-kali membuka situs sekolahku, siapa tau sudah ada pengumuman. Tapi, belum ada juga...Riris malah asyik telpon-telponan sama Arya. Mereka berdua lagi PeDeKaTe...hehe. Tepat jam 12 kami sepakat untuk tidur sebentar, Riris menyetel alarm pada jam 3 pagi. Aku dan Dinar tidur di kasur atas, Maya dan Riris di kasur bawah. Rasanya sudah berjam-jam aku memejamkan mata, dan belum sedikitpun terlelap. Aku melirik jam di HP, 01.25. Ya ampun, waktu koq lama banget jalannya…aku liat sahabat-sahabatku memejamkan mata, ga’ tau tidur atau cuma pura-pura. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka laptopku dan mencari informasi tentang kelulusan, tapi masih ga’ ada. Riris tiba-tiba bangun, ”Loe ga tidur Beb?” tanyanya. ”Ga’ bisa Ris...” jawabku, sambil mematikan laptop dan mengambil novel. “Loe juga?” aku balik bertanya “Iya, masih belom ada informasi Beb?” “Belom” Dinar dan Maya sepertinya memang ga’ tidur juga, mereka membuka mata. Dinar langsung ke kamar mandi, Maya malah mainan HP. Aku sudah menghabiskan membaca 1 novel, jam menunjukkan jam 3 pagi. Ga’ ada satupun dari kami yang tertidur, alarmpun berbunyi. “Ngapain nyetel alarm kalo ga’ ada yang tidur…” kata Maya sambil menguap. “Coba loe buka situs sekolah lagi Beb” Riris menyarankan Tanpa berkata apa-apa aku menyalakan laptopku. ”Oh my God!” aku kaget setengah mati “Ada apa Beb?” Tanya sahabatku hampir bersamaan. ”Ga’ mungkin! Masa pengumuman di undur sampe tanggal 15? Hari senin??” kataku dengan sedikit berteriak saking kaget dan kesalnya. ”Apa???coba gw liat!” Riris ikutan heboh dan mereka mengerubungi disebelahku. Gila...bener-bener gila! Masa hal sepenting itu bisa diundur? Aku ga’ bisa berpikir jernih sekarang, rasanya pingin teriak dan nonjok sesuatu! Kami terdiam beberapa lama, aku terus mengotak-atik internet mencari informasi yang lain. Siapa tau itu kesalahan..tapi, semua situs sama!! DIUNDUR...2 hari lagi?? Siapa yang tahan menunggu 2 hari lagi. Menunggu 6 jam aja udah kaya setahun...TIDAAKK!!! dalam hatiku menjerit.... ”Kita harus gimana” sepertinya itu pertanyaan retoris, ga’ ada yang tau jawabannya. Riris sibuk SMS teman-teman sekelas, HPnya Dinar ga’ berenti berbunyi. Aku cuma bisa bersandar di kursi, memikirkan apa yang seharusnya dilakukan. Menelpon bu Ana? Wali kelasku...tapi ini masih jam setengah 4, ga’ sopan. Azan subuh berkumandang, masing-masing dari kami ga’ ada yang berbicara. Aku ga’ tau apa yang sedang dipikirkan sahabat-sahabatku, wajah mereka seperti seorang profesor yang lagi sibuk dengan penelitiannya. Jam 5 pagi, setelah solat subuh berjama’ah kami memutuskan untuk tidur sebentar, itupun kalo bisa…Mungkin aku memang sudah amat sangat lelah, dalam beberapa menit aku masih bisa mendengar suara orang mengaji dari speaker masjid dibelakang rumahku, tapi di menit berikutnya mungkin aku sudah benar-benar pulas karna aku sekarang sedang bermimpi…Aku bertemu Radit, orang yang sudah 3 tahun aku suka, dia mengulurkan tangannya padaku, aku menanggapinya, kami bersalaman saling tersenyum tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hanya itu mimpi yang aku ingat, selebihnya aku lupa. Itu karna aku bangun dengan kaget, HPku berbunyi, Devi memanggil… “Assalammu’alaikum…kenapa Dev?”tanyaku dengan sedikit malas. ”Wa’alaikumsalam, Beb..loe dimana?dirumah apa di sekolah?” tanya Devi buru-buru. ”Di rumah” jawabku singkat, sambil melirik jam di atas pintu kamarku. Hah??jam 9!! ”....gw lagi di jalan mau ke sekolah! Ada pengumuman kelulusan...” Devi terus nyerocos ga’ jelas, aku masih kaget jadi ga’ begitu dengar dia ngomong apa. ”Serius? Terus gimana?” tanyaku tanpa sadar ”Ya loe ke sekolah sekarang! Loe bantuin gw kasih tau anak-anak yang lain..” ”Oke...Bye!” kataku Tut..tut..tut...telpon terputus. ”Ada apa Beb?” tanya Riris penasaran, aku liat Dinar dan Maya juga memasang wajah penasaran. ”Devi bilang kita harus ke sekolah sekarang! Ada pengumuman kelulusan!” kataku buru-buru. ”Iya?serius?” kata Dinar sambil bangun dari tempat tidur, ”Gw kasih tau yang lain ya!” Dinar bersemangat. Memang Dinar, tanpa disuruh dia tau apa yang harus dilakukan. Apalagi hobinya memang ber-SMS ria. Kami bergantian mandi, tadinya kami berpikiran konyol untuk mandi berempat! Tapi…ih, aku malu! Hehehe. Jam 11.00 kami berangkat ke sekolah bersama, Mamahku terus mengucapkan do’anya sampai kami masuk mobil. Di sekolah sudah rame banget, ”Bebi..koq baru dateng sih?!” Amel yang melihatku datang langsung menyemprotku dengan omelannya. ”Eh, iya gw baru bangun, gw begadang nih!” kataku berusaha menjelaskan, ”terus gimana pengumumannya...Lulus semua?” tanyaku ga sabar. ”Belom Beb, guru-guru lagi rapat di aula. Kita masih nunggu!” jawab Amel lemas. Aku juga, saking lemasnya aku bersandar di tembok dan menjatuhkan diriku ke lantai. Aku liat Dinar mengobrol dengan teman-teman yang lain, Riris dan Maya duduk disebelahku, merangkul pundakku. Kami diam, rasanya jantungku berhenti berdetak,kepalaku terasa berputar-putar, aku memejamkan mata, menahan rasa ingin muntah. Beberapa menit kemudian terdengar suara dari speaker sekolah... ”Tes...tes...tes...” lalu suara itu berhenti, seluruh siswa kelas 3 yang tadi masuk ke dalam kelas berhamburan ke lapangan. ”Diumumkan kepada seluruh siswa....” suara dari speaker terdengar lagi, ”...SMK NUSA BANGSA tahun ini, LULUS 100%!!” suara dari speaker menggebu-gebu. Aku terdiam, di dalam otakku bertumpuk-tumpuk berbagai macam respon! Seperti printer yang sedang mencetak beratus-ratus halaman. Untuk beberapa saat aku merasa tuli, tak ada lagi yang bisa aku dengar. Tapi aku ga’ buta, aku bisa melihat orang-orang disekelilingku berloncat- loncatan, saling berpelukan, menangis! Aku ga’ mati rasa...aku bisa merasakan ada yang mengguncang-guncang tubuhku,memelukku,menciumi pipiku. Aku juga ga’ lumpuh! Aku bisa bergerak..aku balas memeluk orang yang tadi memelukku, balas menciumi pipi orang yang tadi mencium pipiku! Kemudian aku menangis...mulai ada setitik cahaya memasuki otakku, membantuku mencari tombol off pada printer yang sedang mencetak ratusan halaman. Akhirnya aku bisa mencerna apa yang sebenarnya terjadi, Aku LULUS...!! ”Beb, gw seneng banget..” kata itu terdengar dari mulut Riris yang masih meneteskan air mata. Ratusan temanku berhamburan di lapangan, saling memeluk, mengucapkan selamat. Bergantian mereka menghampiriku, sambil berteriak ”Gw Lulus,Beb!”. Aku melihat deretan guru di lantai 2, memandangi kami dengan rasa bangga. Kepala sekolah juga ada disana, mengacungkan kedua jempol tangannya. Wali kelasku yang sangat cantik dengan jilbab birunya, tersenyum bahagia dan mengelap kedua matanya dengan tisu... Aku dan teman-teman sekelasku menemui Bu Ana di kantor guru, ”Bu, terima kasih” kataku sambil meneteskan air mata. Bergantian kami mencium tangan wali kelas kami itu. Aku dan Riris keluar dari kantor guru, ”Beb, pada liat apa tuh di mading? Jangan-jangan nilai UN...” kata Riris heboh. ”Mungkin” kataku sambil menggandeng tangan Riris menuju mading. Sebelum sampai di mading, tiba-tiba Ian muncul. ”Bebi-ku, kerreen!!! Nilai terbaik gituu..” katanya sambil merangkul pundakku. ”Hah? Terbaik...” tanyaku bingung. ”Iya, 38,88. Hampir sempurna! Loe belom liat nilai loe?” kata Ian mulai serius. ”Belom, emang iya?” tanyaku masih ga’ ngerti. “Ya udah liat aja nih!” Ian menyeretku ke mading. Wow, fantastis! Aku masih ga’ percaya, itu nilaiku! HPku berbunyi, 1 pesan diterima… Dinar : Beb, lo ke depan gerbang sekolah sekarang! Tadi gw liat ada Laras! Aku langsung menyambar tangan Riris, menariknya menuju gerbang sekolah. Aku mencari-cari Laras. “Ada apaan sih Beb?” Tanya Riris yang ga’ tau kenapa aku menyeretnya kesini. Aku menyerahkan HPku pada Riris, bermaksud menyuruhnya membaca pesan dari Dinar yang belum aku tutup. ”Hah, Laras? dimana?” Riris ikutan tengok kanan kiri. Aku sudah melihatnya, di parkiran motor...sama pacarnya, Radit! Mereka berpelukan... Rasanya seperti batu es yang mencair sekaligus saat diceburkan kedalam air panas. Seperti naik kora-kora di Dufan, saat berayun ke posisi paling tinggi lalu diluncurkan ke bawah. Nafasku sesak, kepalaku pusing...aku pingsan. Saat aku sadar, aku sudah di UKS dikelilingi sahabat-sahabatku, beberapa teman sekelasku, dan Ian. ”Bebi-ku kenapa?” tanya Ian yang memasang raut khawatir. ”Ga’ apa-apa koq” jawabku berbohong. ”Bebi-ku sakit ya? Padahal gw dan yang lain mau ngajak loe jalan..ngerayain kelulusan...” belum sempat Ian menyelesaikan kata-katanya, Riris menyela ”Ih, dodol banget sih loe! Bebi lagi pusing malah loe ajak jalan!” Riris sewot banget. “Ya, maaf! Kan cuma ngasih tau” Ian membela diri, bibirnya manyun-manyun. “Udahh…udah…gw ga’ kenapa-kenapa Ris..” kataku sambil mengedipkan sebelah mataku pada Riris, maksudnya supaya Riris menyimpan masalah tadi dulu sementara, ”Mau jalan kemana? Riris juga ikut ya” kataku melanjutkan. ”Boleh, kita ke kafe Amel aja!” kata Ian sambil menyikut Amel yang ada disebelahnya. ”Eh, boleh..boleh..” jawab Amel sedikit kesakitan. Akupun pergi dengan beberapa teman-temanku, tentu Riris,Dinar,dan Maya juga ikut. Aku berusaha melupakan sejenak masalah tadi, mencoba tertawa-tawa bersama mereka. Radit itu ketua OSIS, aku suka padanya sejak kelas 1. Waktu itu hari kedua MOS, aku lupa membawa topi SMP. Radit meminjamkan padaku, jadi dia yang kena hukuman dari kakak senior. Beberapa hari setelah kejadian itu, aku dan dia sempat berteman, hanya lewat SMS dan telpon. Tapi itu ga’ berlangsung lama, nomor HPnya ga’ pernah aktif lagi, aku ga’ berani menanyakan nomor barunya. Akhirnya aku cuma bisa memandanginya dari jauh, itu menjadi kegiatanku sehari-hari. 1 tahun aku suka padanya, muncul berita kalo Radit jadian sama Laras. Dia bukan siswa sekolahku, tapi Dinar mengenalnya. Laras teman 1 SMP Dinar, mereka dulu bersahabat, tapi sekarang tidak. Karna Dinar marah pada Laras yang mulai menjadi anak nakal, suka pergi malam dan pulang pagi, sering bolos sekolah dan berkelahi dengan sesama murid. Apalagi saat Dinar tau kalo Radit berpacaran dengan Laras, Dinar naik pitam. Dinar tau aku suka sama Radit, Dinar juga tau kelakuan Laras. Dinar pernah mencoba memberi tau Radit tentang Laras, tapi Radit cuma tersenyum dan bilang terima kasih. Mereka tetap jadian. Berita Radit dan Laras cepat menyebar disekolahku, dalam beberapa hari aku seperti orang gila. Tapi, aku cepat memulihkan diri. Aku kembali ke kegiatan sehari-hariku. Memandangi Radit dari jauh. Itu menjadi kebiasaanku sampai sekarang aku kelas 3. Aku memang pernah melihat Laras sebelumnya, hanya sekilas. Aku penasaran untuk lihat lebih dekat, aku meminta tolong pada Dinar untuk mempertemukan kami, tapi Dinar selalu menolak. Jadi, saat Laras datang ke sekolahku, Dinar langsung buru-buru memberi tau aku. Sayangnya, aku malah melihat adegan mereka berpelukan. Itu benar-benar menusuk hatiku. Hari ini benar-benar melelahkan, bukan hanya fisik tapi hatiku. Bersantai di kafe Amel dengan teman-teman cukup menentramkan hatiku. Tapi, perasaanku mulai ga’ enak...Radit datang! Dan dia sendirian... ”Hai..” sapanya pada Ian. ”Hei Dit, kemana aja loe?” kata Ian hampir keselek minuman. ”Biasa...” jawab Radit santai, lalu duduk di tengah-tengah Ian dan Dinar, diseberangku. “Eh, Din! Nilai loe bagus” sekarang menyapa Dinar. “Trims” jawab Dinar singkat dan ga’ bersahabat. Radit ga’ menatapku, padahal daritadi aku menatapnya. Ayo liat aku! Kataku dalam hati... ”Ngapain loe kesini..” Dinar ketus ”Lah, ga’ boleh ya?Kenapa sih loe Din, lagi ’dapet’ ya?” Radit mesem-mesem ”Bukan urusan loe! Urus aja tuh pacar loe, Laras!” Dinar menekankan pada kata terakhir. Aku,Riris,Maya dan Ian diam. “Apaan sih Din! Koq jadi bawa-bawa Laras?” Radit mulai meninggikan suaranya. Dinar diam. ”Tadi Laras nyariin loe disekolah....” Radit mulai tenang, ”..dia mau minta maaf sama loe!” suaranya kecil banget hampir tak terdengar. ”Dia ngerasa bersalah sama loe...gw juga” Radit kelihatan mulai gelisah. ”Bersalah? Sama gw...maksud loe apa sih?” Dinar memasang tampang cuek. ”Ya, gw ga’ tau masalah Laras sama loe apa, biar dia sendiri yang ngejelasin sama loe nanti. Gw mau minta maaf, dulu loe pernah ingetin gw tentang kelakuan Laras. Tapi gw ga’ nanggepin peringatan loe..sekarang gw sadar, kata-kata loe bener Din!” Radit mulai serius, Dinar masih biasa aja, Aku mulai bertanya-tanya dalam hati... ”Din, gw udah putus sama Laras!” kata-kata Radit nyaris seperti bisikan. ”Hah? Putus??” Dinar yang daritadi diam kaget bukan main. Radit putus…senangnya! Aku berteriak dalam hati..ingin aku tertawa, tapi aku tahan. Ian ikutan kaget, dia bener-bener keselek sekarang. Riris dan Maya saling bertukar pandang. ”Tadi terakhir kali gw jalan sama dia, itupun karna dia minta anterin buat ketemu loe..” kata Radit yang sekarang berpandangan sama Dinar yang lagi mangap, masih kaget. ”Eh..” Radit menarik sejumput rambut Dinar, berusaha membangunkan dari syoknya. Dinar kaget.. “Loe serius Dit?” kata Dinar sambil mengambil minumannya. “Iyaa..” Radit gantian memasang tampang cuek. Aku terus berkhayal sepanjang jalan pulang, sampai ga’ sadar udah di depan rumah. Mamah dan Mbok Lasmi berdiri di depan pintu, menyambut Aku, Riris, Dinar dan Maya. Memeluk kami bergantian… “Selamet ya Non..” kata Mbok Lasmi saat bersalaman denganku. ”Makasih Mbok?” aku mencium pipi Mbok Lasmi sebelum berlalu masuk kamarku. ”Beb, seneng kan loe?” kata Dinar setibanya kami di kamar, matanya kedip-kedip kaya orang kelilipan tawon. ”Iyaalaah....” kataku mesem-mesem sambil melempar tasku ke kasur, ternyata ada Maya lagi tiduran di kasurku. ”Aduh, Bebi...” Maya kesakitan ”Maap...maap!” aku mengusap-usap kepala Maya ”Terus gimana?” tanya Riris ”Gimana apanya?” aku bingung “Yah…Radit kan udah putus, loe ga’ bertindak?” Riris menarikku duduk disebelahnya. “Hmmm…gimana caranya?” aku masih belum memikirkan rencana untuk masalah ini. ”Gw tau...” kata Dinar tiba-tiba dan mengambil HPnya mulai SMS “Ngapain loe?” tanyaku sedikit penasaran “Udah, nanti juga loe tau” jawab Dinar santai. Sore ini Riris, Dinar dan Maya pulang. Aku kembali tidur sendiri dikamarku yang nyaman ini. Ternyata Dinar merencanakan untuk menemui aku dan Radit pagi ini, aku dijebak! Riris menelpon, menyuruh aku kerumahnya. Tapi setibanya aku di rumah Riris, dia malah mengajak aku pergi. Aku dibawa ke taman deket rumahnya, ada Radit! Ada Dinar dan Maya juga...Mereka meninggalkan aku berdua dengan Radit. ”Beb, apa kabar?” tanya Radit sedikit gugup “Eh, baik koq!” jawabku agak aneh “Beb, gw udah denger dari Dinar. Semuanya…tentang perasaan loe…” aku ingin menyela kata-katanya tapi Radit ga’ memberiku kesempatan, “…gw bisa koq belajar buat cinta sama loe, kalo loe mau. Gw juga udah lama tertarik sama loe, Beb” akhirnya Radit menyelesaikan kata-katanya. Aku bingung harus jawab apa... ”Dit, loe emang cinta sejati gw. Gw udah buktiin kesetiaan gw selama 3 tahun? Loe percaya sama gw...” aku menunggu jawaban Radit, ”Iya, percaya. Gw ngerasa bersalah udah bikin loe nunggu selama itu, tapi gw salut banget sama loe. Makanya gw akan bales semuanya, Beb” mata Radit berkaca-kaca. ”Loe mau ngelakuin apa aja buat gw?” aku mulai berpikir licik. Radit mengangguk, ”Oke, gw mau loe nunggu gw. Gw mau liat kesetiaan loe…seperti gw yang setia nungguin loe 3 tahun.” aku senyum-senyum, Radit kelihatan sedang berpikir... “No problemo!” Radit menjawab dengan tegas, “Gw bakal nungguin loe 3 tahun..” katanya sambil mengangkat kedua bahunya. Aku menatap Radit bahagia, dia tersenyum..senyum yang berbeda dengan senyum yang selama 3 tahun ini aku liat. “Oya, kalo loe gagal?” tanyaku “Loe boleh lupain gw dan pergi sama cowo lain..Ian misalnya” jawab Radit senyum-senyum, “Deal?” Radit mengulurkan tangannya, aku menanggapinya, “Deal!” aku tersenyum padanya. Teringat sesuatu, mimpiku…saat malam aku menantikan pengumuman kelulusan. ”I love you, Bebi..” Radit membisikkan kata-kata itu ditelingaku. Radit...berjuanglah!